Jumat, 12 Agustus 2011

MAQAMAT,AHWAL DAN GERAKAN ZUHUD, UAI


MAQAMAT,AHWAL DAN GERAKAN ZUHUD


Mata kuliah: etika dan tasawuf
Dosen: Dr,Sukron Kamil,MAg


Penyusun:
Dra Darmawaty Malik
NIM: 0601508007
Aditya Perkasa
NIM: 0601508003

Fakultas:FPP
Jurusan: dakwah(healing & konseling)


Jakarta, 3 Juni 2010

Maqamat,ahwal dan gerakan zuhud
I. Pendahuluan
Dalam tasawuf, untuk mencapai cinta Allah, haruslah melalui beberapa maqam/stasiun ibarat mulai dari awal sampai akhir diusahakan sekuat daya ytang ada dalam diri manusia, sehingga mencapai tujuan yaitu cinta Allah.
Dalam perjalanan mencapai tiap maqam timbul emosi, yang merupakan anugerah Allah, seperti bahagia,sedih, tenang, marah, yang bersifat sementara.
Makalah Maqamat,ahwal dan gerakan zuhud, merupakan salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah etika dan tasawuf, semester IV, dengan tujuan agar memahami,mampu menjelaskan, menerapkan teori-teori atau prinsip- prinsip pokok tasawuf.

II. Pembahasan
Untuk berada dekat dengan Tuhan,seorang sufi harus menempuh jalan panjang yang berisi stasiun-stasiun,yang disebut maqamat.Tujuan tasauf adalah Allah.
Perjalanan menempuh jalan kerohanian penuh dengan pertarungan yang selalu berulang antara ruh dan jiwa, sebagian bersifat sementara,sebagian bersifat tetap,sehingga kuda liar jiwa yang sukar dikendalikan menjadi disiplin dan diberi pelana dan jiwa terserap bau harum ruh,menuju perubahan kesifat dasarnya.
Jalan mendekatkan diri kepada Allah istilah maqamat/stasiun, disiplin rohani berupa pengalaman yang dirasakan dan diperoleh melalui usaha tertentu.
dan ahwal, keadaan mental yang datang dengan sendirinya,tanpa diusahakan olehnya,bersifat temporer,suatu saat datang,disaat lain pergi/hilang).

Dalam buku-buku tasauf, jumlah maqamatnya berbeda tentang jumlah stasiun-stasiun/maqam,.
1. Abu bakr Muhammad al-kalabadi,,umpamanya memberikan dalam buku al-ta’aruf li mazhab ahl al-tasawuf:
Tobat-zuhud-sabar-kefakiran- kerendahan hati- takwa- kerelaan- cinta-makrifat
2. Abu Nasr ak-Sarraj al-tusi dalam al-luma’:
Tobat-wara-zuhud- kefakiran-sabar- tawakal-kerelaan hati
3. Abu hamid alGazali dfalam ihya ‘ulumal-din
Tobat-sabar-kefakiran- zuhud-tawakal- cinta-makrifat-kerelaan
4. Abu al-qasim-abd al-karim al-qusyairi maqamat adalah
Tobat-wara-zuhud-tawakal-sabar-kerelaan
Biasa disebut
Tobat- zuhud- sabar-tawakal-kerelaan
Diatas stasiun ini
cinta- makrifat-fana dan baqa-persatuan(al-hulul,wahdat al-wujud)

A. pengertian
Maqamat, jamak dari maqam, adalah tahap-tahap perjalanan atau disebut stasiun yang harus dilalui, mulai dari awal sampai mencapai tujuan akhir perjalanan, mencapai cinta Allah,seperti tobat, zuhud-sabar-kefakiran- kerendahan hati- takwa- kerelaan- cinta-makrifat
Hal/ahwal, berlainan dengan maqam, bukan diperoleh atas usaha manusia, tetapi sebagai anugrah dan rahmat Allah.Dan berlainan pula dengan maqam,hal/ahwal bersifat sementara,datang dan pergi; bagi seorang sufi dalam perjalanannya mendekati Tuhan
Ahwal, jamak dari hal adalah keadaan mental (mental state), emosi yang dialami para sufi disela perjalanan spiritualnya mencapai cinta Allah. seperti rasa takut,syukur, rendah hati, takwa, ikhlas, gembira,malu,marah

Perbedaan kedua istilah ini adalah pada cara memperolehnya. Maqamat dicapai dengan usaha yang gigih,sementara ahwal, diperoleh secara spontan tanpa dicari, saat berusaha mencapai maqamat

B. Maqamat
Jalan yang ditempuh seorang sufi licin dan ditempuh dengan jalan yang sulit, dan untuk berpindah dari stasiun satu ke stasiun berikut, menghendaki usaha yang berat dan waktu yang tidak singkat.Kadang-kadang seorang calon sufi tinggal bertahun-tahun pada satu stasiun/maqam
Setiap sufi harus berusaha mencapai maqam tertinggi,menjadikan Allah tumpuan harapan hidup dan mati.--> seorang sufi jumlah maqam yang ditempuh berbeda, tergantung pengalamannya spiritualnya Harun Nasution,mengatakan wajar seorang sufi berbeda jumlah maqamnya Abu Bakar Muhammad al-Kalabadzi, 10 maqamat, al-Ghazali, 7 maqamat

Melalui maqamat,para sufi dapat dengan sempurna mendekatkan diri dengan Allah, merupakan pelatihan dan pengendalian diri dan memalingkan dari hal duniawi, maka ia berada disisi Allah,bahkan bersatu dengan Allah/ittihad tercapai bahagia dan ketenangan/ketenteraman

2 contoh maqamat, versi al-kalabadzi dan versi Al-Ghazali

Maqamat versi al-kalabadzi(wafat 990), dalam kitab al ta’aruf li mahzab ahl al-tashawwuf, paling tidak 10 maqamat. Tobat-zuhud-sabar-kefakiran- kerendahan hati- takwa- tawakal-kerelaan/ridha - cinta-makrifat.

Tobat, seseorang telah melupakan dosanya, melupakan segala manisnya dosa dalam hati, tidak tertarik pada dosa, tidak tersisa kenangan manis dosa. Tingkatan tobat:
Orang awam( tobat dari dosa-dosa)
Khawwash( ghaflah- kealpaan)
Tobat para nabi( melihat diri tidak mampu mencapai apa yang telah dicapai orang lain)

Zuhud , cara hidup sederhana, meninggalkan yang bisa ditinggalkan, dan mempertahankan yang tidak bisa ditinggalkan.
Seorang zahid( orang yang melakukan zuhud), tidak ada yang bisa memilikinya kecuali Allah, yang dapat mengendalikan diri dan beramal shaleh

Sabar( al-shabr), pengharapan akan kesenangan dari Allah, pengabdian yang paling tinggi, sabar atas kesabaran. Seseorang tidak boleh mencari kesenangan atau kegembiraan apapun. Salah satu keutamaam sabar adalah berkah.

Fakir( al-fakr), tidak boleh mencari yang tiada, sampai gagal mencari yang ada, tidak boleh mencari nafkah, kecuali takut tidak dapat melaksanakan kewajiban agama.
Kefakiran yang lebih tinggi adalah ia merupakan ketiadaan dari benda yang ada, meninggalkan yang dapat hilang. Seseorang yang membutuhkan tuhan sebenarnya ia kaya dalam tuhan.

Rendah hati( al-tawadhu),kehinaan atau kerendahhatian kepada Allah, yang mengetahui yang gaib. Kesempurnaan rendah hati adalah merasa senang dangan Allah, sbagaiman kesempurnaan zikir adalah kontemplasi.
Rendah hati juga diartikan menerima kebenaran dari sang kebenaran untuk sang kebenaran.

Takwa, menghindari apa yang dilarang, memutuskan hubungan dengannya dari jiwa, semakin tidak senang semakin mencapai kepastian, meninggalkan segala sesuatu kecuali Allah

Tawakal( al-tawakkul), meninggalkan segala daya dan upaya,la haula wa la quata illa billah, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah

Rida( al-ridha), diamnya hati dalam guratan nasib, rasa senang dalam menjalani nasib, mengantisipasi keputusan Allah dengan senang.

Cinta( al- mahabbah), kecondongan hati kepada Allah
Cinta dibagi dua:
Cinta khawwash dan awam
Cinta ektasi, tenggelam total bersama Allah

Makrifah ( al-ma’rifah), dibagi dua:
Makrifah kebenaran, keesan Allah atas sifat-sifatnya
Pengarungan hati bahwa tuhan sangat besar untuk dipahami, mungkin untuk dilihat dan dipersepsi

Maqamat versi Al-ghazali( wafat 1111), dalam buku Ihya ulum al – din, terdapat maqamat:
Tobat, intinya penyesalan,hadist Rasul, tobat adalah penyesalan, menyesali perbuatan dosa dimasa lalu, akibatnya terhalang dari cinta Allah, bertekad menghapus seluruh dosa

Sabar( al-shabr), terbagi dua
Fisik, ketabahan,ketegaran,, dilakukan dengan menahan penderitaan, penyakit, musibah, terpiji bila sesuai syariah
Ketabahan terpuji dan sempurna, berkaitan dengan emosi, pengendalian diri

Fakir( al-fakr), ketak tersedianya kebutuhan, seluruh wujud adalah fakir, kecuali Allah, membutuhkan bantuan Allah

Zuhud, tidak adanya perbedaan miskin-kaya,mulia-hina, puji-cela, karena kedekatan dengan Allah.

Tawakal( al-tawakkul), menyerahkan tanggungjawab, disebut wakil, percaya kepada Allah.
Tawakal memiliki 3 tingkatan:
Hak Allah
Keadaan bersama Allah
Berada dihadapan Allah, Allah penggerak semua gerak, kekuatan, kemauan, pengetahuan, dan semua sifat lainnya

Cinta( al- mahabbah), yang tidak mencintai Allah, adalah bodoh. Cinta kepada rasul adalah terpuji karena menyatakan cinta Allah. Alasannya :
Cinta kepada diri adalah cinta kepada Allah
Cinta kepada siapapun yang berbuat baik
Cinta kepada orang besar rasul/nabi/ulama, karena sumber kebaikan itu adalah Allah
Cinta keindahan/lingkungan lannya, karena sumber keindahan Allah
Cinta kepada manusia karena sifat Allah, asmaul-husna

Rida( al-ridha), terkait erat dengan cinta kepada Allah, menimbulkan rasa senang,bahagia, alasannya:
Cinta menghilangkan rasa sakit/ luka dihati
Kesakitan diterima secara senang,rela
Ketika cinta yang mendominasi, maka kehendak/kerelaan Allah yang dicari.

C. Gerakan zuhud

Al-zuhd dan stasiun-stasiun lain stasiun terpenting bagi seorang calon sufi ialah zuhd, keadaan meninggalkan dunia dan kebendaan.Sebelum menjadi sufi, calon harus menjadi zahid/astetic,setelah itu barulah dapat menjadi sufi tiap sufi ,zahid’tapi setiap zahid belum tentu sufi
Dalam Islam sebelum timbul aliran tasawuf, muncul dulu aliran zuhd.Aliran zuhd astetik timbul pada akhir abad pertama dan permulaan abad ke2 H.aliran ini timbul karena sebagai reaksi terhadap kehidupan mewah para khalifah dan keluarga serta pejabat Negara sebagai perolehan kekayaan setelah islam meluas ke Siria,m
Mesir,Mesopotamia,dan Persia.--> perbedaan dengan kehidupan sederhana rasul dan sahabat beliau serta khalifah yang empat, terutama abu bakar dan umar.--> Muawiyah hidup sebagai raja romawi dan Persia, dalam kemewahan anaknya yazid, tidak mempedulikan agama, dikenal sebagai pemabuk.Diantara khalifah bani Umayah,hanya khalifah Umar bin Abd Aziz lah (717- 720M), yang dikenal sebagai khalifah yag takwa dan patuh pada ajaran islam dan hidup sederhana
Khalifah Bani Abbasal Amin,anak Harun al-Rasyid,kepribadiannya jauh dari suci,sehingga ibunya,Zubaidah, berpihak kepada lawan anaknya
Melihat hal ini masyarakat yang tidak mau ikut hidup mewah dn mempertahankan hidup sederhana seperti rasul dan sahabat,menjauhi kehidupan mewah. Pada zaman Ustman dan Ali, ada sahabat yang mengasingkan diri/I’tizal.
Aliran zuhud pertama tampak di Kuffah dan Basrah, Irak zahid kuffah,pertama memakai wol kasar sebagai reaksi terhadap pakaian sutera yang dipakai golongan Umayah zahid yang terkenal,Sufyan al-Sauri(wafat 135 H), Abu Hasyim(wafat 150 H), Jabir ibn Hasyim(wafat 190 H)
Di Basrah lebih ekstrim, meningkat menjadi mistik. Zahid yang terkenal,Hasan al-Basri(wafat,110 H) dan Rabiah al-Adawiah(wafat 185 H) berkembang di Persia(Khurasan),Ibrahim ibnu Adham(wafat 162 H), dan muridnya,Syafiq al-Balkhi( wafat 194 H), di Madinah, Jakfar al-Sadiq( wafat 148 H) mereka teringat akan ancaman Allah pada orang yang tidak mematuhi perintah Allah, QS:51:az-zaariyyaat: 51-52
Mereka melarikan diri dari hidup mewah, teringat dosa,takut azab yang dijanjikan Allahmengasingkan diri,bertobat atas dosa.

Allah tidak dapat didekati sebelum tobat tobat menjadi stasiun pertama dari seorang sufi.Setelah bersih dari dosa baru dapat mendekat kepada Allah, karena Allah itu suci tinggalkan dunia materi, dan kebutuhan jasmani setelah bersih dari dosa,menjadi suci,perasaan takut kepada Allah hilang,Allah tempat mencari ketenteraman Allah, Zat yang dicintai, hal lain tidak mempunyai wujud.
Tentang zuhud,Hasan al- Basri mengatakan,” jauhilah dunia karena ia seperti ular,dipegang licin, tapi racunnya membunuh”.
Ibrahim ibnu Adham,”tinggalkan dunia ini. Cinta pada dunia membuat orang tuli,buta, dan menjadi budak”




III. Kesimpulan

a. Maqamat, tahapan/stasiun yang dilalui para sufi dalam usaha yang gigih untuk mencapai cinta Allah, ada yang 7 maqamat(versi al-ghazali) Tobat-sabar-kefakiran- zuhud-tawakal- cinta-makrifat-kerelaan
Ada yang 10 maqamat(versi al-kalabadzi) Tobat-zuhud-sabar-kefakiran- kerendahan hati- takwa-tawakal- kerelaan- cinta-makrifat
b. Ahwal,emosi yang dialami para sufi dalam perjalanan spiritualnya mencapai cinta Allah, seperti bahagia,marah, senang,sedih bersifat sementara, diperoleh atas anugrah Allah, tidak diusahakan

c. zuhud adalah salah maqam yang harus dilalui seorang sufi untuk mencapai cinta Allah,yaitu tahap/stasiun dimana materi bukan tujuan hidup, tetapi alat untuk mencapai cinta Allah.



IV. Referensi

Kartanegara,Mulyadhi, 2006, menyelami lubuk tasawuf, Jakarta, penerbit Erlangga
Nash,husein,sayyid,2000, tasauf dulu dan sekarang,cetakan ke4,Jakarta,pustaka firdaus
Nasution,harun,2008,falsafat dan misitisme dalam islam,cetakan ke 12,Jakarta,pt bulan bintang
Ramayulis,2009,psikologi agama,cetakan ke 9,Jakarta, kalam mulia,hal 220- 226



a

2 komentar: